Rabu, Maret 27, 2013

Kisi-Kisi US dan TPS UTBK Pengimbuhan: Imbuhan me- + KTSP

Posted by tuslia on 3/27/2013 01:00:00 PM with 107 comments
Sebelumnya, silakan jawab beberapa pertanyaan ini. Tentukan penulisan imbuhan me- yang tepat di antara kedua kata berikut!

1. mengkontrak atau mengontrak
2. mensejahterakan atau menyejahterakan
3. mempaku atau memaku
4. mentraktir atau menraktir
5. mengkonsolidasi atau mengonsolidasi
6. mempengaruhi atau memengaruhi
7. mempercayai atau memercayai
8. memperhatikan atau memerhatikan
9. mempertinggi atau memertinggi
10. mempunyai atau memunyai

Dari kesepuluh jawaban tersebut, silakan hitung jawaban kamu yang benar. Jawaban yang tepat adalah
1. mengontrak
2. menyejahterakan
3. memaku
4. mentraktir
5. mengonsolidasi
6. memengaruhi
7. memercayai
8. memperhatikan
9. mempertinggi
10. mempunyai
Jika jawaban kamu ada yang salah, silakan lanjutkan membaca tulisan ini karena saya akan memberikan beberapa petunjuk mengenai hal tersebut. Namun, jika benar semua, selamat, tandanya kamu sudah menguasai pengimbuhan me- sehingga tidak perlu membaca tulisan ini sampai akhir. :D 

Saya akan membahas pengimbuhan me- dari peraturan badan bahasa. Jadi, jika ada perbedaan pendapat penulisan atau kata baku di luar peraturan tersebut, saya tidak mau memperpanjang masalah. Hal ini mengingat pengeditan pada koran, majalah, atau buku yang diterbitkan mempunyai tata cara pengeditan sendiri, bergantung pada peraturan dari editor senior di redaksi tersebut, peraturan pengeditan terkadang malah tidak mengikuti peraturan dari badan bahasa.

Jadi, imbuhan me- jika bertemu dengan beberapa kata, huruf pertama pada kata tersebut akan lebur.

Contoh:
mengaca - =  me- + kaca
menulis - = me- + tulis
menyapu - = me- + sapu
memaku - = me- + paku

Dapat dilihat dari keempat kata tersebut, huruf k pada kata kaca, huruf t pada kata tulis, huruf s pada kata sapu, dan huruf p pada kata paku lebur/hilang jika keempat kata tersebut diberikan imbuhan me-.


Akan tetapi, coba perhatikan pada beberapa kata di bawah ini.

membaca - = me- + baca

mencari - = me- + cari

menderita - = me- + derita


Pada ketiga kata tersebut, huruf b pada kata baca, huruf c pada kata cari, dan huruf d pada kata derita masih terlihat dan terbaca jelas, meskipun sudah diberi imbuhan me-.

Nah, apakah yang membedakan keduanya? Ini rahasianya...

Imbuhan me- akan meleburkan huruf pertama pada kata berimbuhan me- dengan beberapa syarat, yaitu kata tersebut harus
1. diawali dengan huruf K, T, S, atau P,
2. lebih dari satu suku kata,
3. diawali dengan KV, bukan KK (huruf pertama berupa konsonan, huruf kedua berupa vokal)

Ketiga syarat tersebutlah yang dapat menentukan apakah huruf pertama pada kata yang diberi imbuhan me- lebur atau tidak.


Contoh:

SAPU

Kata sapu memenuhi ketiga syarat tersebut sehingga penulisan yang benar adalah menyapu. Huruf s lebur.


TRAKTIR

Kata traktir memenuhi syarat pertama dan kedua, tetapi tidak memenuhi syarat ketiga karena kata TRAKTIR diawali dengan pola KK, yaitu huruf pertama berupa konsonan dan huruf kedua berupa konsonan sehingga penulisan yang benar adalah mentraktir. Huruf t tidak lebur.


PEL

Kata pel memenuhi syarat pertama dan ketiga, tetapi tidak memenuhi syarat kedua karena kata PEL hanya terdiri dari satu suku kata sehingga penulisan yang benar adalah mengepel. Huruf p lebur. (tambahan: jika kata yang bersuku kata satu diberi imbuhan me-, pengimbuhan yang benar adalah menge-. Contoh: mengebom, mengecat, mengebor)


Lalu, manakah yang benar: mempengaruhi atau memengaruhi?

Tentunya, jika berdasarkan "biasanya" atau "enak tidaknya", kita akan menjawab mempengaruhi karena tulisan memengaruhi sungguh terdengar aneh. Namun, marilah terlebih dahulu kita analisis berdasarkan persyaratan di atas.

Kata dasar dari kata berimbuhan tersebut adalah pengaruh. Kata pengaruh diberi imbuhan me- dan -i. Oleh karena itu, berdasarkan persyaratan yang ada, kata pengaruh memenuhi ketiga syarat di atas. Dengan demikian, huruf p pada kata pengaruh ditulis lebur sehingga penulisan yang benar adalah memengaruhi.

Penjelasan ini juga berlaku untuk pilihan mempercayai atau memercayai, memperhatikan atau memerhatikan. Untuk menjawabnya, carilah kata dasar kedua kata berimbuhan tersebut lalu cocokkan dengan ketiga syarat di atas. Jika memenuhi, jawaban yang benar adalah lebur. Jika tidak memenuhi syarat, jawaban yang benar adalah tidak lebur.

Ketentuan penulisan kata berimbuhan yang lebur ini berlaku untuk semua kata yang diawali dengan huruf k, t, s, dan p (me- + KTSP), baik kata serapan, maupun kata asli dari bahasa Indonesia. Tentunya kata berawalan KTSP tersebut harus memenuhi ketiga syarat di atas.

Namun, perlu diingat, ada satu kata yang menjadi pengecualian, yaitu kata punya dan kaji.

Kata punya diawali dengan huruf P, lebih dari satu suku kata, dan diawali dengan pola KV, seharusnya penulisan kata tersebut jika diberi imbuhan me- akan menjadi lebur: memunyai, tetapi hal tersebut tentu saja salah karena penulisan yang benar adalah mempunyai.

Kenapa? Badan bahasa tidak memberikan alasan yang jelas, tetapi salah satu dosen linguistik saya pernah berkata, hal ini terjadi karena kemungkinan zaman dulu kata punya berasal dari empunya sehingga kata tersebut sebenarnya berawalan e bukan p jadi penulisan yang benar tidak lebur.

Lalu, kata kaji mengapa menjadi pengecualian? Dalam KBBI, kata kaji memiliki dua makna: 'pelajaran' (agama dan sejenisnya) dan 'penyelidikan' (tentang sesuatu). Jika bermakna pelajaran, tulisan kaji bertemu imbuhan me- memang luluh menjadi mengaji, sedangkan konteks kalimatnya bermakna penyelidikan, penulisan yang benar tidak luluh, mengkaji

Sekian penjelasan saya mengenai imbuhan me-. Saya mohon maaf jika ada beberapa penjelasan yang salah. Silakan tulis kritik dan saran serta pertanyaan pada kolom komentar.

Artikel ini juga di-posting di Blog Bimbel Salemba Group dengan seizin saya.
Categories:

107 komentar:

  1. postingannya bagus, saya jadi mengerti. semoga besok ulangan bahasa indonesia saya dapat 100. amin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin... Semoga Bahasa Indonesia mendapat nilai sempurna, langka lho... hehe

      Hapus
  2. Balasan
    1. Alhamdulillah kalau postingan saya bisa membantu... :)

      Hapus
  3. Saya setuju dengan pernyataan "buku yang diterbitkan mempunyai tata cara pengeditan sendiri...terkadang malah tidak mengikuti peraturan dari badan bahasa". Artinya, penulis memiliki gaya penulisannya sendiri, akan tetapi tentu lebih baik sesuai dengan kaidah bahasa (EYD). Untuk penjelasan imbuhan me- diatas agak sedikit rancu, karena jawaban 10 pertanyaan diatas tidak konsisten. Kata memengaruhi, memercayai, memerhatikan
    mempertinggi, mempunyai; semuanya diawali huruf p, tetapi jawabannya berlainan. Menurut hemat saya, yang enak dibaca dan didengar saja lah, lagi pula ciri bahasa itu arbriter dan konvensional (bebas dan sepakat). Di samping itu tujuan penulisan adalah menjelaskan kepada pembacanya. Jadi, asalkan pembaca jelas dan paham dengan maksud penulis, itu sudah cukup. Kalau tulisan ilmiah harus sesuai EYD, tapi kadang-kadang banyak yang rancu juga. Terima kasih infonya Bu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm, sepertinya Rihan belum mengerti beberapa penjelasan di atas, untuk kata "mempertinggi" kata dasarnya adalah "tinggi" bukan "pertinggi", imbuhan yang diberikan pada kata "tinggi" adalah memper- bukan me-. Jadi, jelas saja kalau yang benar adalah mempertinggi, bukan memertinggi. Nah, khusus kata "punya", saya kan sudah menjelaskannya di atas, coba dibaca lagi deh.

      Mengomentari "yang enak dibaca dan didengar saja lah" ya memang, jika sama-sama sudah mengerti dan paham, tidak perlu menggunakan kalimat efektif maupun sesuai EyD, tapi konteks tulisan saya ini adalah menjelaskan para siswa untuk menjawab soal-soal pada ujian di sekolah maupun ujian nasional. Kalau dalam percakapan sehari-hari, saya sih masa bodoh, hanya saja, lebih bagus lagi jika pemahaman tersebut diaplikasikan langsung dalam kehidupan sehari-hari agar nantinya jika menemukan soal-soal seperti itu akan lebih mudah mengerjakannya karena sudah terbiasa menggunakannya.

      Menanggapi "Kalau tulisan ilmiah harus sesuai EYD, tapi kadang-kadang banyak yang rancu juga." saya hanya menjawab begini, jika memang karya ilmiah atau tulisan tersebut sudah baku, sesuai EyD, dan menggunakan kalimat efektif, tulisan tersebut tidak akan rancu, tulisan tersebut pasti akan mudah dimengerti. Justru seringnya faktor dari diri kita sendiri yang membuat kita tidak mengerti dengan sebuah tulisan, misalnya daya kosentrasi dan kosakata kita yang masih rendah. Untuk mengatasinya sering-seringlah membaca, baik membaca koran, maupun novel.

      Sekian penjelasan dari saya. Maaf jika ada kata-kata yang menyinggung. Terima kasih karena sudah menyempatkan diri untuk berkomentar. :)

      Hapus
    2. mbak emang kalo mempertinggi itu kata dasarnya tinggi tapi kalo memperhatikan itu kata dasarnya perhati dan gak ada di kbbi memperhatikan yang ada memerhatikan karena kata dasarnya perhati. terima kasih

      Hapus
    3. kalau kata memperhatikan itu kata dasarnya hati bukan perhati, kata hati ditambah imbuhan memper-kan. jadi penulisan yang benar adalah memperhatikan bukan memerhatikan. Terimakasih 😊

      Hapus
    4. Baru mengerti soal "punya" min, tapi masih belum paham dgn "kaji" jika diberi awalan me-.k tdk lebur sehingga jadi "mengkaji". Mohon petunjuk min

      Hapus
    5. buat tambahan aja deh mengkaji dan mengaji adalah bentuk penngecualian dari K-T-S-P mengkaji yang artinya mempelajari suatu bidang ilmu dan mengaji adalah aktivitas untuk membaca al quran.

      Hapus
    6. Iya, betul. Untuk "kaji" bergantung konteks. Kalau konteksnya mengaji quran, huruf k pada kata kaji, luluh. Kalau konteksnya berkaitan sama penelitian, memahami lebih dalam, tulisan kaji tidak luluh.

      Hapus
    7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  4. Berarti ini juga berlaku untuk kata "mempermainkan," bukan "memermainkan" ya? Aturan Bhs Indonesia ini rumit sekali. Gak heran kalau masih banyak yang salah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mempermainkan dari kata dasar main. bukan berawalan ktsp

      Hapus
    2. Iya, benar sekali, Bebas Ngetik. Kata dasarnya adalah "main" yang diberi imbuhan "memper-" dan "-kan". Kata "main" tidak berawalan huruf KTSP jadi tidak luluh, tetap "mempermainkan".

      Aturan dalam bahasa Indonesia memang banyak sekali, dari kita saja yang harus membiasakannya. Kalau sudah terbiasa, jadi mudah kok. Saya juga kadang masih suka salah. Oleh karena itu, saling mengingatkan. Terima kasih sudah berkomentar. :)

      Hapus
    3. gimana kalau mamainkan dengan mempermainkan, itu bedanay dimana ya ?

      Hapus
    4. Dari segi maknanya jelas berbeda. Memainkan maknanya adalah memakai sesuatu untuk bermain-main (sesuatu tersebut memang untuk atau bisa dimainkan), sedangkan mempermainkan bermakna memperlakukan sesuatu sebagai permainan atau untuk menyenangkan sesuatu (biasanya sesuatu itu bukan mainan).
      Contoh kalimat:
      Adik memainkan bola.
      Dia suka mempermainkan perasaan orang lain.

      Nah, itu dari segi makna. Kalau dari segi tulisannya tidak berbeda karena dua-duanya tidak luluh. Kan kata dasarnya memakai huruf "m" bukan huruf k, t, s, maupun p.

      Hapus
  5. terima kasih atas bantuannya, semoga anda diberikan kemudahan... salamakki

    BalasHapus
  6. boleh copas?
    biar saya cantumkan sumbernya ^_^
    mksih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini linknya :D hhehe
      http://al-ilmu-nuurun.blogspot.com/2014/03/proses-luruhnya-huruf-k-t-s-p-oleh.html

      Hapus
    2. Iya, sudah saya cek. Terima kasih Iffah sudah menghargai tulisan saya dengan memberikan sumber. Salam kenal ya... panggil saya Lia. :)

      Hapus
  7. http://iokaw.blogspot.com/2012/12/artikel-penulisan-kata-yang-benar.html kalau di link yang saya tulis, disitu dikatakan Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me-+ konversi → mengkonversi. jadi mana yang benar ya????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu link tulisan kamu? Kalau kamu yang menulis itu, kenapa tanya alasannya kepada saya? Sumbernya dari mana? Sudah di-update?

      Jadi begini, setahu saya dulu, ketika saya masih kuliah, penulisan kata serapan memang ditulis tidak luluh. Namun, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) terus diperbarui. Ternyata, pada cetakan terbarunya, semua kata yang diawali dengan huruf KTSP luluh, baik serapan maupun asli bahasa Indonesia. Coba deh cek di KBBI terbaru.

      Terima kasih sudah berkomentar... :)

      Hapus
  8. Selamat malam.
    Saya ingin bertanya, bagaimana menyikapi kata "mempertahankan" jika mengikuti aturan ktsp dan yang tercantum di kbbi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam juga, Mas Albani Rachmat.
      Maaf saya baru sempat membalas.
      Sebenarnya, sudah terjawab di atas, jawabannya sama seperti nomor 9, yaitu tidak luluh. Alasannya adalah kata dasar dari "mempertahankan" adalah "tahan". Jika diberi imbuhan me- saja, akan menjadi "menahan", huruf t luluh. Namun, pada kata "mempertahankan", kata "tahan" diberi imbuhan memper-/-kan, huruf t tidak luluh dan huruf p pada kata tersebut merupakan bagian dari imbuhan (per-). Berbeda dengan "memercayai". Kata dasarnya adalah "percaya", diberi imbuhan me-/-i, jadilah luluh, yaitu "memercayai" karena per pada kata tersebut merupakan bagian dari kata dasar, bukan imbuhan.
      Semoga jawaban dari saya memuaskan dan cukup jelas. Jika masih ada yang ingin ditanyakan, silakan kembali berkomentar.
      Terima kasih sudah mampir... :)

      Hapus
  9. Terima kasih banyak Mbak Lia...
    Tulisan mbak bisa menambah wawasan dan pengetahuan saya...
    Jangan bosan untuk berbagi ilmu ya mbak...
    Semoga ilmu yang mbak share bermanfaat untuk orang-orang yang punya rasa ingin tau seperti saya...
    hehehe
    salam kenal mbak... Angga

    BalasHapus
  10. mbak besok saya UN hari ini baru buka web nemu cara cepet ngafalin ini .. makasih mba.. semoga bermanfaat buat besokk

    BalasHapus
  11. Semangat ya say... semoga sukses, fokus dan komsentrasi dlm mengerjakan soal ya...

    BalasHapus
  12. Bermanfaat, bukan saja untuk anak sekolah, tapi juga untuk orang-orang yang bergelut dengan dunia tulis-menulis. Thanks for sharing.... :D

    BalasHapus
  13. Assalammualaikum kak kalau mengkonsumsi yang benernya mengonsumsi ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaikumsalam Nur Aliban, iya benar, mengkonsumsi yg benar mengonsumsi.

      Hapus
  14. Mbak Tuslia mungkin boleh mengkaji blog ini:
    https://ivanlanin.wordpress.com/2010/04/05/hukum-kpst/

    Sedikit masukan berdasarkan blog diatas dan KBBI, ada beberapa pengecualian dalam kata seperti:
    mensosialisasi dan menyosialisasi

    http://alienis.me/2014/09/07/kbbi-dan-eyd/

    BalasHapus
  15. Assalamu'alaikum mba'.. mba' kalau tulis kan jadi menulis.. bagaimana dengan tinggi bukannya meninggi? Atau memang harus mempertinggi.. mohon bantuannya mba'..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bergantung konteks kalimatnya, mau imbuhannya memper- atau me-
      Misal:
      Kian hari, harganya semakin meninggi.
      Kita perlu mempertinggi pagar itu.

      Hapus
  16. Balasan
    1. Hai, salam kenal. Tidak selalu alomorf itu membuat kata dasarnya luluh karena pengertian alomorf adalah perubahan imbuhan. Misal imbuhan me- mempunyai alomorf mem-, meng-, meny-, menge-, men-. Contoh kata bantu, jika diberi imbuhan me- jadi membantu. Kata dasarnya tidak luluh, kan? Jd, kalau mengeneralisasi bahwa alomorf itu luluh, kurang tepat yaaa...

      Hapus
    2. Hai, salam kenal. Tidak selalu alomorf itu membuat kata dasarnya luluh karena pengertian alomorf adalah perubahan imbuhan. Misal imbuhan me- mempunyai alomorf mem-, meng-, meny-, menge-, men-. Contoh kata bantu, jika diberi imbuhan me- jadi membantu. Kata dasarnya tidak luluh, kan? Jd, kalau mengeneralisasi bahwa alomorf itu luluh, kurang tepat yaaa...

      Hapus
  17. Assalamu'alaikum mbaa, mau nanya kalau kata kritik itu jadi mengkritik? Sama kalo pesona itu jadi memesona? Minta jawabannya ya mbaa makasih (:

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam. Kritik dimulai dengan konsonan dan konsonan jd tidak luluh, sebaliknya pesona dimulai dengan konsonan vokal jd luluh. Dengan demikian, penulisan yang benar adalah mengkritik dan memesona.

      Hapus
    2. Waalaikumsalam. Kritik dimulai dengan konsonan dan konsonan jd tidak luluh, sebaliknya pesona dimulai dengan konsonan vokal jd luluh. Dengan demikian, penulisan yang benar adalah mengkritik dan memesona.

      Hapus
  18. alhamdulillah terjawab jga pertanyaan saya dalam hati mngenai ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... syukurlah kalau tulisan ini bermanfaat...

      Hapus
  19. mb.. kalo huruf c gimana? biasanya kan gak lebur kaya mencangkok, mencuci tapi kok mencontek jadi menyontek? boleh minta kejelasannya? terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, salam kenal... untuk contek sebenarnya di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisannya adalah sontek. Nah, dengan demikian, kata dasarnya adalah huruf s. Jd, luluh dan menjadi menyontek, bukan mencontek. Makasih ya sudah mampir...

      Hapus
  20. Mbaa Kalau memperoleh itu memeroleh? Kok ada yg bilang memperoleh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memperoleh. Kata dasar oleh, perolehan, memperoleh.

      Hapus
  21. Assalamualaikum mba, salam kenal. kalau minta sumber dari bukunya ada tidak mba? Terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saat masih kuliah, dosen saya memakai sumber Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, penulis Hasan Alwi.

      Hapus
  22. Assalamualaikum mba, mau tanya nih.. apa imbuhan kata "mensosialisasikan" benar ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berdasarkan aturan imbuhan me- bertemu huruf "S" . seharusnya menyosialisasikan/

      Hapus
  23. artikel yg saya cari, terima kasih mba. mau tanya kalo kaji apakah jadi mengaji?. soalnya mengaji identik dengan membaca Al-Quran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam KBBI, makna kaji jika diberi imbuhan me- bergantung pd konteksnya. Jika berhubungan dengan belajar Alquran atau tulisan Alquran, tulisannya menjadi mengaji. Namun, jika tidak ada hubungannya dengan Alquran, penulisannya jd mengkaji.

      Hapus
    2. Berarti kata kaji ini unik dong ya, hukum KTSP kalau begitu diabaikan tergantung konteks kalimat

      Hapus
    3. Hai anonim, untuk beberapa kata memang tidak berlaku, seperti untuk kata "punya", jadinya tetap "mempunyai".

      Hapus
  24. Permisi,aku juga mau tanya nih soal ktsp..mengapa pada kata tani dan tari perubahan katanya beda saat diberi awalan pe...satu jadi petani...satu jadi penari..petani gak berubah jadi penani...makasih sebelumnya.bingungg

    BalasHapus
  25. Permisi,aku juga mau tanya nih soal ktsp..mengapa pada kata tani dan tari perubahan katanya beda saat diberi awalan pe...satu jadi petani...satu jadi penari..petani gak berubah jadi penani...makasih sebelumnya.bingungg

    BalasHapus
  26. Mempersiapkan atau memperiapkan kak? Huruf S lebur kan?
    Mohon penjelasannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu karena mendapat imbuhan bertingkat ya, me dan per. Oleh karena itu tidak terjadi peluluhan, seperti itu bukan?

      Hapus
    2. Hai Aji, maaf ya baru membalas komentar. Iyaa, imbuhan yg digunakan itu memper-/-kan, bukan me-/-kan, kata dasarnya "siap" sehingga digabungkan menjadi "mempersiapkan"

      Terima kasih ya sudah mampir

      Hapus
  27. Assalamualaikum.. Syukron, Mba.. sangat membantu, :) tapi saya masih bingung di kata memperhatikan, kenapa pada tulisam Mba dikatakan harus dilebur menjadi memerhatikan? Mohon jawabannya, Mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena kata dasar dari memperhatikan itu adalah perhati. Jadi, kata diawali huruf p dan dimulai dengan konsonan vokal,jadilah memerhatikan.

      Hapus
    2. Oh gitu ya, Mba .. Makasih atas infonya, Mba :)

      Hapus
    3. Hai Mbak, maaf setelah saya mengecek kembali di KBBI V, ternyata sudah ada perubahan peraturan. Kata dasar memperhatikan, sudah dipastikan hati, jadi tulisan yang tepat adalah memperhatikan.

      Sekali lagi, bahasa itu masuk ke dalam budaya, sedangkan budaya berkembang seiring zaman sehingga sangat wajar jika ada perubahan.

      Hapus
  28. permisi mba,boleh tanya ga?yang mana kata yang tepat antara mengonstruksi atau mengkonstruksi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata dasarnya adalah konstruksi, diawali huruf k, diawali konsonan vokal, sehingga luluh. Jadi, yang benar adalah mengonstruksi. Maaf baru sempat saya balas.

      Hapus
  29. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi saya.
    Kak, bagaimana dengan kata:
    Klasifikasi=Mengklasifikasikan
    Transfer=Mentransfer
    Syukur=Mensyukuri
    Proses=Memproses
    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai salam kenal, terima kasih sudah mampir, membaca, dan berkomentar.

      Semuanya sudah benar kok.

      Hapus
  30. Kak, masih bingung sama pengecualiannya. Kalau kata pesona, diberi imbuhan me-, jd mempesona? Atau memesona? Terus banyak lagi deh yang saya masih bingung... terima kasih

    BalasHapus
  31. Tdinya mw unggah gbr tp kyaknya tdk bsa. Jdi bgni, sy iseng cek di apk KBBI luring yg ad di ponsel sy, dan sy dapati bhw yg benar adalah "memperhatikan" krn menurut KBBI kata dasarnya adalah "hati". Tk��

    BalasHapus
    Balasan
    1. But thanks anyway, jdi tidak bingung lagi hh😁

      Hapus
    2. Hai, maaf ya mungkin telat banget baru balas sekarang. Dikomentar sebelumnya, sudah saya klarifikasi bahwa di KBBI terbaru memang kata dasarnya "hati" bukan "perhati". Thanks sudah mampir dan berkomentar.

      Hapus
  32. Assalammualaikum, Bu. Saya sangat berterima kasih dengan adanya postingan ini terutama untuk memperbaiki kesalahan yang umum tejadi di masyarakat. Ngomong - ngomong, saya ingin bertanya, bagaimana cara membedakan kata sapaan dan nonsapaan, seperti kata “Bu” dalam kalimat pertama saya.. apakah hal itu termasuk kata sapaan? Mohon bantuannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam... Maaf banget baru saya balas. Sapaan itu menggunakan huruf kapital. Cara membedakannya, kita menyapa seseorang, seakan-akan berbicara langsung dengan orang bersangkutan.

      Bedakan...
      Selamat pagi, B!
      Hai Bu, apa kabar?
      Dia dan ibunya terlihat di jalan.
      Seorang ibu datang bersama anaknya ke rumah.

      Hapus
  33. Bagaimana dengan yg ini bu? Memperoleh ato memeroleh? Terimakasih

    BalasHapus
  34. Bagaimana dengan yg ini bu? Memperoleh ato memeroleh? Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena kata dasarnya, Oleh bukan peroleh. Sudah dijelaskan diatas gaes.

      Hapus
  35. Kalau kata "sosial" mbak contoh mensosialisaikan atau menyosialisasikan ya
    Mohon pencerahannya

    BalasHapus
  36. Makasih atas bantuan nya kak tuslia beauty

    BalasHapus
  37. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Farahdiba, terima kasih sudah memberikan komentar. Berkaitan dengan hati dan perhati. Kedua kata tersebut memang ada di KBBI dan benar bahwa perhati bermakna "amati". Namun, kata memperhatikan itu sendiri kata dasarnya adalah "hati" diberi imbuhan "memper-kan". Coba di KBBI di search kata "memerhatikan". Di sana akan ada tulisan mengarahkan kita ke "memperhatikan". Lalu, di kata "memperhatikan" ada penjelasan bentuk tidak baku adalah "memerhatikan". Jadi, yang benar memperhatikan, bukan memerhatikan.

      Hapus
  38. Terimakasih, informasinya sangat membantu

    BalasHapus
  39. Itu nomer 8 sama 9 kenapa kok jawabannya memperhatikan dan mempertinggi, bukannya klo berdasarkan syarat yang sudah disebutkan mestinya lebur jadi memerhatikan dan memertinggi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai salam kenal.
      Memperhatikan kata dasar di KBBI adalah hati. Begitupun dengan mempertinggi kata dasarnya adalah tinggi. Imbuhan yang diberikan pada kedua kata tersebut bukanlah imbuhan me-, melainkan imbuhan memper- sehingga per- pada kedua kata tidak lebur karena bukan bagian dari kata dasar.

      Semoga jawaban saya dapat dimengerti ya.

      Hapus
    2. Oiya kak, apakah ada referensi bacaan tentang kapan kita harus menggunakan imbuhan mem, men, me, dan memper selain dari konsep peluluhan kata itu sendiri?

      Hapus
    3. Kalau cara saya biar mudah, biasanya saya akan mencari contoh kata lain yang sudah biasa digunakan, misalnya menggunting, imbuhan me- jadi meng-, berarti setiap kata dasar yang diawali huruf g menggunakan imbuhan meng-. Contoh lain adalah menggergaji, menggembok, menggertak, dsb. Jadi, kalau masih bingung imbuhan apa yang bisa kita gunakan untuk sebuah kata, cari saja kata dasar yang sama sebagai referensi.

      Itu hanya cara awam saya ya. Semoga membantu.

      Hapus
  40. Kalau kata dasarnya lebih dari 2 suku kata? gimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya berlaku juga, kan syaratnya harus lebih dari satu suku kata. Jadi, kalau suku katanya dua, tiga, atau lebih banyak berarti luluh (jika kata tersebut juga memenuhi syarat lainnya).

      Hapus