Sabtu, Agustus 18, 2012

Berkendara Motor: Sebuah Pengalaman dan Beberapa Saran

Posted by tuslia on 8/18/2012 02:30:00 AM with 2 comments
Izinkan gue yang baru dua tahun bisa mengendarai motor ini, itupun cuma matic, berbagi cerita. hehe

Ya, gue baru dua tahun bisa mengendarai motor, kalau sepeda sih udah sejak SD bisa dengan lancar mengendarainya. Kenapa baru dua tahun? Karena sebelumnya, motor di rumah hanya ada vespa yang selalu dipakai oleh bokap dan motor cowo (kopling tangan) yang dipakai oleh kakak. Jadi, untuk apa gue belajar mengendarai motor jika nggak ada motor yang bisa gue gunakan setiap harinya. Benar kan?

Jadi, setelah lulus kuliah, bokap baru membelikan motor dan gue pun belajar mengendarainya. Sebelum lancar, bokap udah menyuruh gue membuat SIM, katanya agar gue lebih lancar dan lebih percaya diri. Padahal sih supaya bokap merasa tenang tuh dan nggak rempong mesti antar dan jemput gue ke mana-mana. Terlebih gue anak perempuan satu-satunya. hehe


Setelah SIM udah di tangan, gue pun memberanikan diri mengendarai motor di jalan raya. Catatan: sampai sekarang, gue hanya bisa mengendarai motor matic lhooo... *lha, malah bangga* X)) Terus kok gue bisa mempunyai SIM? Yah, tahu sama tahulah... :p

Selama dua tahun gue mengendarai motor, banyak keuntungan yang gue dapatkan sebagai pengandara, kerugian juga ada sih tapi dikit. :p

Apa aja keuntungannya?


Hmm, gue udah nggak lagi merasakan berdesak-desakan dalam angkot atau TransJ.

Lalu yang paling penting adalah lebih menghemat pengeluaran... Penting banget deh itu... bedanya gini... Dulu, pas gue kuliah di Depok, rumah gue Kalisari, gue wajib menyiapkan ongkos paling nggak 10 ribu per hari. Itu pun jika pulangnya nggak kemaleman. Kalau kemaleman berarti harus tambah 7 ribu untuk ongkos ojek karena daerah rumah gue udah nggak ada angkot beroperasi sejak pukul 20.00. Jadi rata-rata sehari 15 ribu lah ya... Ongkos segitu bagi gue dulu sih nggak seberapa, iya, gue ikhlas, daripada jalan? :)) Tapi setelah gue mengendarai motor... Wah, gue sangat amat merasa rugi menggunakan angkot, apalagi ojek... Kenapa? Dengan hanya mengeluarkan 20 ribu per 3 harinya (tergantung jarak yang ditempuh) untuk isi bahan bakar Pertamax, gue udah bisa melalang buana. Itu baru Pertamax lho, kalo Premium sih cuma mengeluarkan 10 ribu juga udah cukup. Kebayang kan bedanya?

Selain hemat ongkos, mengendarai motor juga menghemat waktu. Karena lebih praktis, nggak perlu berjalan kaki jika melewati daerah yang nggak berangkot. Selain itu, nggak terkena macet. Kok bisa nggak terkena macet? Iya, jadi, bagi gue, semacet-macetnya jalan, jika mengendarai motor masih bisa nyelip sana sini secara body-nya ramping. Kecepatan pun bisa kita tentukan sendiri. Jika memang telat, kan bisa aja gas sampai 60 Km/Jam bahkan lebih. Tapi karena cenderung gue nggak terlalu suka ngebut, gue biasakan sih maksimal 50 Km/Jam lah.

Selain itu, mengendarai motor membuat gue lebih mandiri. Teman gue sempat berkata ketika baru seminggu mengendarai motor, "Entah ya, gue merasa lo beda setelah pake motor, bawaannya tuh lebih kuat, berani, dan mandiri." Setelah mendengar itu, gue pun baru sadar bahwa psikologi gue tentang keberanian memang sepertinya sudah mengalami peningkatan. Kalau dulu sih... beuh... boro-boro, suruh naik angkot sendirian aja pernah nangis. haha


Ada keuntungan, ada kerugian dooong...


Ya... masalah kerugian lebih cenderung pada faktor cuaca dan polusi sih. Tau sendiri kan motor itu terbuka. Pas awal-awal, gue mengendarai motor hanya menggunakan helm tanpa perlengkapan lainnya. Hasilnya? Tangan dan kaki belang, muka jerawatan, dan... badan masuk angin. haha

Iya... jadi karena sinar matahari, tangan dan kaki gue menghitam. Akhirnya gue belajar dari kesalahan yaitu menggunakan kaos kaki dan sarung tangan setiap berkendara. Terlebih sarung tangan juga dapat menghindari kapalan pada telapak tangan lhooo... Jadi, sarung tangan adalah aksesoris wajib, baik digunakan siang hari, maupun malam hari.

Lalu bagaimana dengan muka jerawatan? Iya, polusi udara penyebabnya... Tau sendiri Jakarta polusinya luar biasa. Muka gue yang dulu nggak pernah berjerawat, semenjak bermotor jadi ladang jerawat. Huwaa... gue pun akhirnya merasakan bermusuhan dengan jerawat... Untuk mengatasinya bagaimana? Dengan menggunakan slayer/masker dari bawah mata sampai dagu. Wajib! Bahkan ini aksesoris wajib pertama sebelum sarung tangan.

Setelah itu jangan lupa menggunakan jaket. Awalnya gue merasa ini nggak penting... Tapi gue mendengar dari para senior bermotor bahwa jaket atau lebih baik pelindung dada digunakan setiap mengendarai motor. Kedua barang itu tentu saja untuk melindungi tubuh agar angin tidak menyerang langsung. Karena angin yang bertumpuk akan menyerang nanti di hari tua. Akhirnya bisa mengakibatkan paru-paru basah atau semacamnya... Nah, sedia payung sebelum hujan lah intinya...

Ngomong-ngomong masalah hujan... 
Hujan itu adalah musuh terbesar sebelum matahari lho bagi pengendara motor.
Coba, jika matahari bersinar sangat terik, pengendara masih dapat meneruskan perjalanan menggunakan motornya... Yah, asal nggak pingsan aja... hehe Tapi jika hujan deras? Selain basah, air adalah musuh mesin bukan? Jadi, ini bisa menjadi kekurangan mengendarai motor sih. Eh tapi kalo hujan deras, naik apapun tetap akan terasa sulit... :)) Intinya, jika masih wajar, perjalanan dapat diteruskan dengan memakai jas hujan. Namun, jika tidak memungkinkan ya mau nggak mau harus menepi sampai hujan reda. Jadi, harus selalu membawa jas hujan di motor yaa... sangat penting lho, apalagi jika acara tersebut  nggak bisa dilewati.

Jadi, apa kesimpulan dari tulisan ini?
Sesama pengendara atau bagi junior pengendara motor, gw hanya ingin mengingatkan untuk selalu memakai jaket, slayer sebagai masker, sarung tangan dan kaos kaki/sepatu, serta membawa jas hujan.
Oia, helm...

Jangan salah...
Helm itu selain untuk melindungi kepala, helm juga melindungi gigi...
Enggak, kalian nggak salah baca. Iya benar, gue menulis tentang gigi di sini. Jadi, gue pernah jatuh dari motor beberapa kali. Dulu, sekitar beberapa bulan baru mengendarai motor. Ya selain lecet-lecet, akibatnya gigi kelinci bagian atas salah satunya patah setengah. Apakah gue nggak pakai helm? Gue pakai kok tapi saat itu kaca helmnya sedang gue buka dan sangat kebetulan gue nggak memakai slayer. Alhasil, ketika terlempar dari motor, gue jatuh tengkurap dan bagian gigi depan terantuk aspal. Patahlah satu gigi dan satunya lagi retak.

Langsung dong ke dokter gigi. Ya iyalah, malu kalo sampai dilihat teman sekantor gigi depan gue ompong begitu. Dokter bilang, gigi gue nggak bisa dilaser (biaya murah, hanya puluhan ribu), gigi gue harus di-jacket (biaya ratusan ribu, malah ada yang jutaan). Jadi, gigi asli gue dikikir dan akhirnya dilapisi dengan gigi yang berbahan porselen. Gigi gue pun kembali seperti semula, hanya saja gue udah nggak bisa menggigit makanan langsung dengan gigi depan (seperti apel). Jika gue nggak cerita, tentu nggak ada yang tahu kalau gigi kelinci gue salah satunya palsu  tapi dipasang secara permanent. haha

Akhirnya semenjak itu, gue selalu menutup kaca helm agar kejadian tersebut tidak terulang kembali. Terlebih, dengan menutup kaca helm, dapat menghindari iritasi mata akibat asap kendaraan sebelumnya lhoo. hehe

Oia, sedikit saran untuk pengendara motor agar perjalanan selamat: jangan pernah terlalu dekat dengan belakang angkot dan bajaj. Kenapa? Karena dua benda itu berhenti atau ambil kiri seenaknya membuat kita, tentunya, akan merasa kagok. Tak jarang sampai menabrak belakang body angkot tersebut. Jadi, kalau ada angkot sebaiknya langsung kalian hindari berada di belakangnya. Okeh?

Selain angkot, kita juga harus berhati-hati dengan segala jenis truk. Sebaiknya mengalah saja jika ada truk yang sedang mengebut. Sebaiknya mengalah saja jika truk tidak mau disalip. Sebaiknya mengalah saja jika ada truk yang ingin mendahului. Serius. Kenapa? Karena udah banyak kisah mengerikan kecelakaan truk yang melindas maupun menabrak motor. :'(

Ah, udah ah, segitu aja berbagi informasi tentang motor. Semoga beberapa saran yang ada di dalam tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih udah menyempatkan diri membaca tulisan ini... :)
Categories:

2 komentar:

  1. nice inpo bu, sama ane juga baru 2 taun jadi biker, itu juga matic,,, haha malah parahnya ane mah kagak bisa naek speda bu,,, jd belajar roda 2 langsung dari motor.... :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf baru baca, hebat juga ya langsung bisa, tapi emang kalo bisa naik sepeda, belajar naik motor lebih cepat sih. Saya langsung bisa matic dari sekali nyoba, tinggal belajar membiasai diri aja...

      Hapus