Dear Sahabat,
Seorang sahabatku terluka. Terlihat jelas
bahwa ia sedang terpuruk. Ingin segera menghampiri dan memeluknya. Tapi aku
yakin, dia tak kan mau kuperlakukan seperti itu. Bahkan, menangis di hadapanku
saja hanya sekali (itupun dengan pancingan yang berkekuatan ekstra). Karena
memang pada dasarnya, dia wanita yang tegar dan mandiri. Jarang sekali dia
menunjukkan sisi lemahnya pada orang lain, bahkan pada sahabatnya sendiri.
Sedikit tentang dirinya, menurutku, dia wanita
yang hebat. Dia telah menebarkan energi positif untuk sekitarnya. Tanpa dia
sadari, dia telah mengajariku keteguhan hati, mengajariku untuk selalu ceria,
selalu tersenyum, dan selalu bersemangat.
Oleh karena itulah, ketika dia sedang putus asa seperti ini, tentu saja aku
kebingungan, tak tau harus berbuat apa.
Apakah aku harus menasihatinya untuk
tetap tegar, tersenyum, ceria, dan bersemangat? Hahaha Alangkah lucu jika
seorang murid berani menasihati gurunya dengan hal-hal yang ia pelajari dari
guru tersebut, bukan?
Kebingunganku semakin bertambah ketika dia memutuskan untuk menyendiri. Namun,
lagi-lagi, aku tidak dapat berbuat apa-apa. Aku hanya bisa menangis, menyesali
diri karena aku tidak ada di sana tuk sekadar menemaninya dalam diam.
Ya, jarak. Andai jarak tak ada, mungkin sekarang aku sedang mendengarnya
berkeluh-kesah dan menatap ekspresi wajahnya yang kesal. Setelah itu, dia akan mengakhiri cerita tersebut dengan tawa.
Begitulah khas dia bercerita, dia hanya ingin didengar, tak perlu dibantah.
Karena setelah dia bercerita dan lega, dia akan menemukan jalan keluar dengan
sendirinya.
Ya. Itulah dia. Seorang sahabat yang tegar juga mandiri, seorang
konseptor yang mempunyai berjuta ide untuk membuat hidupnya selalu berwarna.
Namun, karena aku belum bisa menemuinya, mungkin, untuk sementara, aku hanya
bisa mengirim doa untuknya.
Hanya doa sederhana.
Aku meminta kepada Allah agar sahabatku diberikan ketenangan hati, kejernihan pikiran, serta penyelesaian masalah yang pada akhirnya akan mengembalikan keceriaan dan semangatnya yang sempat padam.
Tertanda, Seorang Sahabat yang menyayangi Para Sahabatnya. :)
NB:
Ini merupakan postingan ulang. Sebelumnya, sudah di-posting di wall facebook saya untuk memberikan semangat kepada seorang sahabat yang sedang terluka. Sudah cukup lama semenjak kejadian itu. Sengaja saya kembali tuliskan pada blog saya. Kelak, jika dia sedang merasa terluka maupun bersedih, dia dapat kembali tersenyum saat membaca tulisan ini.
Grea, yeay, hore.
BalasHapusI will and I have to. Heheheh ;D
;-)
BalasHapus