Sinopsis
Dua puluh empat peserta.
Hanya satu pemenang yang selamat.
Amerika Utara musnah sudah. Kini di bekasnya berdiri negara Panem, dengan Capitol sebagai pusat kota yang dikelilingi dua belas distrik. Katniss, gadis 16 tahun, tinggal bersama adik perempuan dan ibunya di wilayah termiskin di Distrik 12.
Karena pemberontakan di masa lalu terhadap Capitol, setiap tahun masing-masing distrik harus mengirim seorang anak perempuan dan anak lelaki untuk bertarung dan ditayangkan secara langsung di acara televisi The Hunger Games. Hanya ada satu pemenang setiap tahun. Tujuannya adalah : membunuh atau dibunuh.
Ketika adik perempuannya terpilih mengikuti The Hunger Games, Katniss mengajukan diri untuk menggantikannya. Dan dimulailah pertarungan yang takkan pernah dilupakan Capitol.
Resensi
Sebelum membaca novel ini, saya telah menonton filmnya dengan jarak beberapa bulan. Awalnya saya mengira novel ini akan jauh lebih bagus dibandingkan filmnya yang menurut saya sudah bagus. Sama halnya dengan Harry Potter, awalnya saya mengira lebih menyukai novelnya dibanding filmnya.
Namun, ternyata berbeda, setelah membaca beberapa bab dari novel The Hunger Games, saya berpendapat bahwa novel dan film saling melengkapi. Justru perpaduannya sangat bagus. Kenapa? Ada beberapa alasan.
1. Pada novel, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama, Katniss sebagai tokoh aku. Dengan demikian, penggambaran segala hal yang ada di novel hanya berdasarkan pada sudut pandang Katniss. Padahal, Katniss seorang yang dingin dan kurang ekspresif. Bisa dipastikan penggambaran yang dinarasikan oleh pengarang kurang detail sehingga pembaca, terutama saya, sulit lebih berimajinasi dibandingkan ketika saya membaca Harry Potter yang membuat saya membayangkan semuanya jauh lebih bagus dibanding film. Itulah yang membuat banyak pembaca terkadang merasa kurang puas dengan novel yang difilmkan. Namun, sekali lagi, berbeda dengan hubungan novel dan film ini.
2. Masih berhubungan dengan detail yang terdapat pada novel. Pada novel, entah karena memang berdasarkan tokoh Katniss yang kurang ekspresif atau memang penulis tidak bisa memberikan gambaran detail tentang para tokoh secara fisik, baik tokoh utama maupun ektras, baik penggambaran tentang latar maupun hewan-hewan yang ada di novel, hal itu membuat saya sulit berimajinasi. Namun, karena saya sudah menonton filmnya, saya pun lebih mendapat penggambaran ketika membaca novelnya.
Dari dua hal itulah, saya bisa memberikan empat bintang. Saya rasa, jika sebelumnya saya belum menontonnya, saya akan memberikan tiga bintang karena sedikit kecewa dengan ketidakdetailan yang sudah saya sebutkan tersebut.
Sinopsis
Api pemberontakan sudah tersulut. Dan Capitol ingin membalas dendam
Katniss Everdeen berhasil keluar sebagai pemenang Hunger Games bersama Peeta Mellark. T
api kemenangan itu menyulut kemarahan Capitol. Kemenangan Katniss ternyata membangkitkan semangat pemberontakan di beberapa distrik untuk menentang kekuasaan Presiden Snow yang kejam.
api kemenangan itu menyulut kemarahan Capitol. Kemenangan Katniss ternyata membangkitkan semangat pemberontakan di beberapa distrik untuk menentang kekuasaan Presiden Snow yang kejam.
Presiden Snow mengancam Katniss untuk meredakan kegelisahan penduduk distrik dalam Tur Kemenangan-nya. Satu-satunya cara untuk meredakan kegelisahan penduduk adalah membuktikan bahwa dia dan Peeta saling mencintai tanpa ada keraguan sedikit pun. Jika gagal, keluarga dan semua orang yang disayangi Katniss menjadi taruhannya....
Resensi
Sebelumnya makasih buat Tika karena udah minjemin. Dan saya harus sangat berhati-hati dalam membacanya karena lem-lemannya sangat rapuh. Hiks kasihan bukunya... :'(
Kalau cerita ini berdiri sendiri, saya hanya akan memberinya 3 bintang. Begitupun jika saya belum ada buku ketiga untuk dibaca. Kenapa? Karena buku kedua ini hanya deskripsi, narasi, lebih banyak pikiran Katniss dibanding percakapan antartokoh.
Setengah buku, rasanya cenderung flat, mulai menarik ketika sudah mulai Hunger Games ke-75. Menurut saya, medannya jauh lebih seru ini dibanding Hunger Games sebelumnya. Para peserta pun demikian, watak para tokoh pun jauh lebih detail dibanding watak para tokoh pada buku pertama.
Nah, untung saja, saya sudah ada persediaan buku ketiga, Mockingjay, jadi ketika ending Catching Fire bikin penasaran, saya pun bisa langsung membaca buku ketiga. :D
Oia, Peeta! MasyaAllah... dirimu sungguh mencintai Katniss sampai sebegitunya... Aaaakh, jika jadi Katniss pun saya akan galau... Pilih Gale yang selalu menemani sejak kecil dan mencintainya atau Peeta yang ternyata juga telah lama mencintai Katniss hingga rela berkorban. Tapi saya rasa, semuanya tergantung situasi. Peeta beruntung bisa sering bersama Katniss dalam situasi dan kondisi seperti Hunger Games sehingga dia bisa menunjukkan dan membuktikan rasa cintanya kepada Katniss. Mungkin, kalo Gale pada posisi Peeta, Gale juga akan melakukan apa pun untuk Katniss. Kasian Gale tidak dapat membuktikan dan menunjukkan sebesar apa rasa cintanya kepada Katniss... Tapi cinta Peeta memang luar biasa. Saya rasa penulisnya pun lebih mendukung Peeta, terlihat dari penceritaannya.
Sinopsis
Katniss Everdeen selamat dari Hunger Games, dua kali. Tapi dia belum sepenuhnya aman dari ancaman Capitol meskipun kini ia dalam lindungan Distrik 13.
Pemberontakan makin merajalela di distrik-distrik untuk menjatuhkan Capitol. Kini tak ada seorang pun orang-orang yang dicintai Katniss aman karena Presiden Snow ingin menumpas revolusi dengan menghancurkan Mockingjay... bagaimanapun caranya.
Resensi
Haaah.... saya bingung... ini memang novelnya yang kurang memuaskan atau saya tidak puas karena sebelumnya sudah membaca spoiler dengan sengaja? Kok rasanya jadi membosankan. Sepanjang buku lebih banyak pemikiran Katniss (konflik batin) yang saya baca dibanding konflik sebenarnya. Lalu, saya juga sulit membayangkan adegan-adegan perang atau latar yang digambarkan pada novel ini. Saya cenderung seperti membaca buku fiksi sejarah saja. Bahkan, menurut saya, masih ada beberapa hal yang menggantung. Misal, nggak ada yang tau secara pasti alasan Katniss melakukan "itu", tiba-tiba saja semua selesai.... Kurang puas saya....
Mau ngasih 2.5 bintang sih, tapi nggak ada. Mau ngasih bintang 2, tapi kok jadi mencacati buku pertama dan kedua. Jadi, amannya saya kasih 3 bintang deh...
Overall, untuk ketiganya, saya paling menyukai buku pertama, tentu sajaaa... hehehe
Layak dimiliki atau tidak? Hmm, menurut saya, trilogi ini kurang saya minati jika membacanya lebih dari sekali. Karena ya itu tadi, buku kedua dan ketiga lebih banyak narasi dan konflik batin dibanding dialog dan konflik antartokoh.
Overall, untuk ketiganya, saya paling menyukai buku pertama, tentu sajaaa... hehehe
Layak dimiliki atau tidak? Hmm, menurut saya, trilogi ini kurang saya minati jika membacanya lebih dari sekali. Karena ya itu tadi, buku kedua dan ketiga lebih banyak narasi dan konflik batin dibanding dialog dan konflik antartokoh.
0 komentar:
Posting Komentar