Perjalanan 4 Orang, Enjoy Aja! |
Nasi sudah menjadi bubur, mobil sewaan sudah di-DP setengahnya, jadi 4 orang itu nekat saja membuat rencana itu menjadi kenyataan. Ngerame-ramein sendiri, nge-jokes saling menimpali sendiri, pokoknya dibuat seru-seruan aja. Daripada perjalanan seharian itu jadi basi? Ya kan? wkwkwk (pokoknya mencoba menikmati deh).
Empat orang itu adalah gue, Fitri, Setiawan, dan Shandy. Dedengkot reunian alias panitianya doang. haha melassssss.... Setelah menyadari bahwa hanya kami berempat, alhasil di malam sebelumnya (3 Juni 2011), kami sudah sepakat untuk melakukan perjalanan dengan hati riang gembira, tak ada duka di antara kita, berusaha membuat enjoy perjalanan dengan tidak adanya keluhan. Fiks, akhirnya bikin status di twitter dan FB bahwa gue jadi ke Bandung (wkwkwkwk alaaay, maklumlah baru pertama ke Bandung jadinya very excited :p).
narsis di dalam mobil :p |
Sesampainya di Bandung, kami langsung menuju ke tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu. Tahukan kisah Sangkuriang yang mencintai ibunya? Sangkuriang membuat sebuah perahu atas permintaan wanita yang dicintainya. Namun, sampai tenggat waktu yang sudah ditentukan, Sangkuriang tidak dapat menyelesaikannya, akhirnya dia kesal dan menendang perahu tersebut hingga terbalik. Maka, terjadilah bentuk gunung seperti perahu terbalik. Untuk sejarah lebih jelasnya tanya Mr. Google aja ya. haha
G. Tangkuban Perahu beserta asap belerang |
Pertama kali turun dari mobil yang langsung terasa adalah udara yang dingin. Puncak di Bogor? Lewaaaaaat.... Gunung Tangkuban Perahu udaranya lebih sejuk dan lebih dingin. Sempat gerimis sebentar, tapi kemudian menjadi panas. Panasnya dingin kok, jadi nggak terasa panas banget. Kami berjalan beberapa meter untuk mendapatkan pemandangan yang lebih bagus dan lebih dekat. Akhirnya sampailah di suatu titik, kami dapat melihat ke dasar gunung, bahkan asap yang keluar dari dasar gunung terlihat. Bau belerang juga sangat menyengat dari atas tempat kami berpijak.
Sambil menunggu Setiawan dan Fitri ke toilet, gue minta Shandy untuk fotoin gue. Biar menambah koleksi di album FB. haghaghag Gue sih baru pertama kali ngeliat keajaiban gunung ini. Dan setelah gue baca di Mr. Google, gue baru tau kalau asap yang mengepul itu menandakan bahwa gunung itu masih aktif dan itu adalah asap belerang. Warna putih pada dasar gunung itu adalah kumpulan belerang. Ternyata, gunung ini adalah gunung merapi yang pernah meletus pada tahun 1910 (sumber). Wew, gue berjalan di dekat gunung merapi yang siap meletus. haha (bangga)
Inilah 4 orang yang tergabung dalam genk geloooo.... hahaha |
Bisa diliat dari foto di atas, tanah yang kami pijak berwarna putih, kemungkinan itu adalah belerang. Soalnya bau belerang benar-benar menyengat. Sekitar kawah terlihat agak gersang, tapi disitulah unsur menariknya. Bagus buat difoto-foto. haha
Setelah mendekati siang, perut sudah mulai (agak) keroncongan. Shandy pun mengajak kami untuk mencari camilan. Dari pikiran gue, ngemil itu palingan roti bakar, minum apa kek, eh nggak taunya jauh-jauh ke Tangkuban Perahu mereka memesan mie rebus pakai telor. Hadeeeh, bagi gue itu sih makan berat, Bos. Gue pun memesan Pop Mie untuk menunda lapar, sedangkan Fitri memesan pisang keju dan ketan. Sok diet dia. haha....
ini foto dibalik jembatan |
Sehabis makan, kami pun langsung menuju tempat wisata kedua, yaitu Air Terjun Maribaya. Dengan tambahan personil, seorang guide, teman Shandy, bernama Aa Ajat, penduduk setempat. Perbedaan air terjun ini dengan air terjun lainnya yang pernah gue datangi adalah gue nggak bisa merendam kaki di dekat air terjun, gue nggak bisa basah-basahan di dekat air terjun, gue nggak terkena cipratan air terjun (padahal sih emang ngarepnya enggak, soalnya sendal yang gue pakai, sendal kondangan, wkwkwk). Semua itu nggak bisa dilakukan karena curahan air terjun dan alirannya sangat deras sehingga oleh petugas diberi jembatan dan pagar di sekeliling air terjun.
foto di jembatan |
Foto air terjun ini gue ambil dari balik jembatan sehingga terlihatnya seperti nggak ada pembatas, padahal kalau kalian mau lihat jembatannya, itu ada di bagian atas air terjun. Jembatan yang berwarna-warni. Sempat tertawa sih ngeliatnya, tapi kalau untuk pemotretan jadi cerah lho, nggak percaya, silakan dilihat foto berikut ini. Foto ini tampak belakang badan gue dan Fitri. Sebenarnya sih karena modelnya yang cerah, jadinya hasilnya cerah, haha. Kami di foto di atas jembatan. Dari jembatan ini bisa terlihat aliran deras yang menuju ke bawah. Emang sih terlihat membahayakan. Airnya juga agak keruh. Entah kenapa, nggak sejernih air terjun seperti biasanya yang gue kunjungi. Tapi tetep, udaranya sungguh menyegarkan. :D
Setelah sekali memutari tempat wisata ini, (nggak muter sepenuhnya juga, gue nggak mau, capeeek, soalnya ada beberapa air terjun yang harus menempuh 5 KM. Hiy atuuut....) kami pun pergi meninggalkan tempat ini kemudian mencari makan. Makan siang di puncak perbukitan dengan udara yang lebih dingin dan menyejukkan, hmm... kalau malam hari bakal indah banget pemandangannya. Pasti penuh dengan bintang (lampu-lampu perumahan), yah sayang nggak sempat menikmati perbukitan Bandung di malam hari. Akhirnya, kami makan nasi merah dengan ayam bakar. Maknyuuussss.... Itu sore hari lho, dari pagi belum sarapan, siang makan eh ngemil mie, baru sore harinya diisi nasi.
Makanan habis, perut kenyang, kami langsung melanjutkan perjalanan. Pertama, nganterin A Ajat pulang ke rumahnya. Setelah itu, kami turun ke kota Bandung, Si Fitri ceritanya mau ke Trunojoyo (bener nggak sih ini?), katanya tuh anak mau belanja. Ya udah, kami pasrah menghabiskan menit-menit terakhir di daerah FO dan Distro di daerah itu. Shandy dan Setiawan menunggu di dekat mobil, gue membantu Fitri memilihkan baju biar prosesnya cepet. haha
Sekitar pukul 8, kami meninggalkan kawasan Trunojoyo menuju toko dan cafe yang menjual brownies kukus. Kami pun membeli beberapa untuk orang-orang di rumah (maaf jika teman-teman kampus, teman-teman kerja kalau nggak kebagian, soalnya ini brownies nggak kuat lama, cuma 3 harian. Jadi, udah keburu dihabisin oleh orang rumah deh. haha). Setelah membeli oleh-oleh, kami langsung kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan pulang.
Sampai di Jakarta sekitar pukul setengah 11 malam, kami nggak langsung pulang melainkan melanjutkan perjalanan ke restoran fast food untuk sekadar ngemil. Sampai pukul 11 lewat, kami pun pulang ke rumah masing-masing. Untuk gue yang nggak pernah olahraga, perjalanan seharian itu sangat melelahkan lho, soalnya kebanyakan jalan. Pagi harinya aja, badan gue pegel-pegel semua. Terus besoknya langsung deh panen foto yang diupload oleh mereka.
Oia, sepanjang perjalanan pulang, kami membentuk genk. Kalau kata Fitri sih, kami Genk Touring. Kalau Shandy bilangnya Genk Gelo. Kalau gue dan Setiawan sih nurut aja. haha Dari perjalanan itu, sempat tercetus, perjalanan selanjutnya mau ke Jogja, ke Bali, ke.... yayayayaya.... Mari kita rencanakan semuanya. Syukur-syukur diamini oleh malaikat dan dikabulkan oleh Allah. hehe Udah deh, yang deket-deket aja dulu, yuk mari ke PRJ. wkwkwk
Sekian cerita perjalanan kali ini, Salam Genk Touring yang Gelo....
Ki-Ka: Shandy - Lia - Setiawan - Fitri |
NB: Meskipun berempat dan terlihat seperti dua pasang, kami bukan pasangan lho. Dua orang di antaranya sudah punya pacar, satu orang baru putus setelah 9 tahun pacaran (ah paling bakal balikan :p), dan satu lagi misterius (belum diketahui single atau double. wkwkwk ^_^v).
Oke, sekian dan terima komentar... :)
0 komentar:
Posting Komentar