Kamis, Desember 15, 2011

Breaking Dawn Part I: Kisah Cinta yang Fiktif

Posted by tuslia on 12/15/2011 10:11:00 AM with 4 comments
Sekitar awal bulan Desember 2011, saya dan sahabat saya, Juliastuti, menonton Breaking Dawn Part I. Iya saya tahu, ketinggalan zaman 'kan baru menonton BD (kita singkat saja demikian) bulan Desember. haha

Ya sudahlah, saya memang fakir tontonan bioskop semenjak lulus kuliah :(. Padahal zaman kuliah, saya ini sangat update lho, secara kampus dekat sekali dengan mall :p. Kini, para teman sibuk bekerja, susah menyamakan jadwal kosong, terlebih tempat tinggal yang sudah berjauhan, sedangkan pacar... Eh pacar ke mana ya? haha Alhasil ya mau tidak mau menunggu seorang teman yang dapat diajak nonton, terlebih saya bukan tipe orang yang bisa menonton film bioskop sendirian. :D

Oke, skip curhatannya, tampar diri sendiri biar sadar :p

Saya akan sedikit mengulas Breaking Dawn Part I.

Apa sih yang akan saya ulas?


Tenang, saya tidak akan berkomentar tentang Jacob yang menurut saya lebih ganteng dibandingkan Edward.
Saya tidak akan berkomentar tentang cerita di novel lebih seru dibandingkan filmnya (apalagi adegan honeymoon #pfff).
Saya tidak akan berkomentar tentang inti cerita tersebut sebenarnya hanya mengisahkan Bella dan Edward menikah, honeymoon, dan punya anak tetapi diceritakan dalam durasi yang sangaaaat panjaaaaang.
Saya tidak akan berkomentar tentang tubuh kurus Bella ketika mengandung yang terlihat sangat alami dan saya tidak akan mengatakan bahwa sebenarnya saya bertanya-tanya bagaimana mereka dapat membuat Bella sejelek itu dan saya tidak akan mengatakan bahwa saya salut dengan efek tersebut.
Saya tidak akan mengatakan bahwa sebenarnya perubahan fisik Bella yang terlihat lebih cantik ketika dia menjadi vampir sesungguhnya karena dia terlihat sangat kurus dan jelek sebelumnya.
Saya tidak akan mengatakan bahwa BD Part II pasti lebih seru karena akan ada perang dan lebih keren jika dibuat versi 3D-nya.
Saya tidak akan mengatakan bahwa penyampaian audio dalam film ini lebih baik daripada audio pada seri lainnya apalagi ketika terjadi adu argumen antara para serigala.
Saya tidak akan mengatakan bahwa adegan terbaik saat melihat Jacob tersenyum, marah, dan berubah menjadi serigala (abaikan!!!).
Nah, sungguh, saya tidak akan berkomentar hal-hal tersebut, meski memang itulah yang saya pikirkan ketika menonton BD part I (#senyumkalem).

Lalu, apa yang ingin saya sampaikan pada tulisan ini?

Cukup sederhana yaitu cinta.
Iya, saya akan membahas cinta yang ada di dalam film tersebut. Berkali-kali saya menahan napas, bukan karena adegan honeymoon-nya, sungguh... :D (meski itu salah satunya :p), saya menahan napas karena merasakan ada banyak cinta yang begitu dahsyat di dalam film tersebut. Film BD menunjukkan perjuangan, pengorbanan, kesetiaan, dan ketulusan cinta. Cinta Edward kepada Bella, cinta Jacob kepada Bella, cinta di dalam sebuah keluarga, berkorban perasaan demi melihat orang tersayang itu bahagia.
Ah, saya terbuai cinta yang ada di film tersebut. Melihat bagaimana cara Edward mencintai Bella. Melihat bagaimana Edward sangat menjaga Bella, sedikit pun tidak ingin melihat Bella terluka. Melihat bagaimana cara Edward memandang Bella. Bagaimana Edward menahan rasa haus darah ketika berada di dekat Bella. Tidak hanya Edward, cinta Jacob kepada Bella juga membuat saya terbuai. Bagaimana cara Jacob menjaga Bella agar tidak diserang oleh kawanannya. Bagaimana ekpresi Jacob memandang hubungan Bella dan Edward. Bagaimana kerelaan dan perngorbanan Jacob terhadap cinta dua makhluk yang berbeda itu.
Tentu saja, saya sangat naif jika saya katakan bahwa saya iri dan ingin merasakan hal serupa. Rasanya, ingin berada di posisi Bella (bukan dicintainya tetapi posisi jadi artisnya, #halah #salahfokus :p).

Ya, sesungguhnya seseorang dapat dikatakan naif jika mengharapkan cinta seperti itu. Bagaimana tidak? Segala perjuangan, pengorbanan, kesetiaan, dan ketulusan cinta itu hanya ada di dalam cerita fiksi, baik film, novel, maupun sinetron. Nah, itulah yang ingin saya sampaikan setelah menonton film BD Part I.
Saya sangat menantikan BD Part II. Sejak mulai membaca Twilight Saga sebenarnya saya sudah bisa menebak pasti nantinya Bella akan menjadi vampir dan saya sangat penasaran rupa Bella versi vampir. Kenapa? Karena tanpa make-up tebal saja, Bella sudah terlihat putih pucat, apalagi nantinya jika ia didandani ala vampir, ya kan? ya kan? :)).
Oke, sekian dan terima komentar ... :)

Sesungguhnya, dari menonton film ini, terciptalah sebuah pemikiran yang membuat saya menulis Ketika Rangkaian Kata Berbicara Cinta.

NB: Semua foto yang terdapat pada tulisan ini saya copy dari sini.
Categories:

4 komentar:

  1. Wahh, lo berharap begitu ya? Gue udah merasakannya. dan ga enak li. mending gak usah. hahahah

    BalasHapus
  2. berharap yang mana nih? dicintai? Kalo ini sih udah gw jawab di postingan Ketika Rangkaian Kata Berbicara Cinta Num...

    Kalo berharap jadi artisnya sih ga beneran gue... itu kan cuma plesetan aja, lagian lo ngerasain apaan? dicintai atau jadi artis? :p

    BalasHapus
  3. Bagian yang lo pengen kisah cinta lo mirip di film ini. ANtara sahabat dan cinta. uhuuuuuuyyyy......

    BalasHapus
  4. Halah, beda itu sih... Beda konteks. Yang gue pengenin bukan dicintai oleh seorang sahabat sekaligus lelaki lain. Gue pengen cinta tulusnya... pengorbanannya... dll itu. Nah, Alhamdulillah-lah, gue udah ngerasain sekarang, hoho

    BalasHapus