Sabtu, Juni 08, 2013

[Resensi Novel] Sunshine Becomes You by Ilana Tan

Posted by tuslia on 6/08/2013 02:11:00 PM with 6 comments

Judul: Sushine Becomes You
Penulis: Ilana Tan
Ilustrasi dan desain cover: Yustisea Satyalim
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku: 432 halaman
Cetakan Pertama: Januari 2012
Cetakan Keenam: November 2012
ISBN: 978-979-22-7815-2
Harga: 65k
Beli di Gramedia

“Walaupun tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa kaupercayai, percayalah bahwa aku mencintaimu. Sepenuh hatiku.” 

Sampul Belakang
Ini adalah salah satu kisah yang terjadi di bawah langit kota New York…
Ini kisah tentang harapan yang muncul di tengah keputusasaan…
Tentang impian yang bertahan di antara keraguan…
Dan tentang cinta yang memberikan alasan untuk bertahan hidup.  
Awalnya Alex Hirano lebih memilih jauh-jauh dari gadis itu—malaikat kegelapannya yang sudah membuatnya cacat.
Kemudian Mia Clark tertawa dan Alex bertanya-tanya bagaimana ia dulu bisa berpikir gadis yang memiliki tawa secerah matahari itu adalah malaikat kegelapannya. 
Awalnya mata hitam yang menatapnya dengan tajam dan dingin itu membuat Mia gemetar ketakutan dan berharap bumi menelannya detik itu juga.
Kemudian Alex Hirano tersenyum dan jantung Mia yang malang melonjak dan berdebar begitu keras sampai Mia takut Alex bisa mendengarnya.

Setelah membaca novel 4 musimnya (lihat resensinya di sini), saya sangat berminat membeli novel ini. Namun, baru sempat saya beli awal Maret 2013.

Bagi saya, Ilana Tan selalu berhasil menggambarkan perasaan cinta yang dalam dengan diksi yang romantis. Namun, dari segi cerita dan gaya penceritaan, novel ini sama dengan novel empat musimnya. Jadi, ketika membacanya, saya tidak terlalu merasa "wah", "bahagia", dan "sedih", berbeda ketika membaca keempat novel sebelumnya. Dengan kata lain, "atmosfer" novel ini sudah pernah saya rasakan pada empat novel lainnya. Bahkan, menurut saya, dari cara bercerita, saya tidak menemukan hal baru.

(sumber foto: di sini)
Sempat sih merasa "Oooh" dengan beberapa kenyataan yang ada, tetapi itu tidak membuat saya "terkejut". Hal ini berarti, jalan cerita novel ini sangat mudah ditebak. Berawal dari benci, berubah jadi cinta. Beuuuh... Begitulah kisah antara Alex dan Mia. Keunggulan novel ini dibanding empat musimnya, Ilana Tan mulai berani mengeksplorasi penokohan dari segi latar pekerjaan tokoh. Misalnya, Mia Clark yang bekerja sebagai guru tari yang ternyata mempunyai latar pendidikan tari yang profesional, begitu pun dengan Alex Hirano yang seorang pianis terkenal. Penggambarannya lebih detail dibanding novel empat musimnya, ya jika dilihat dari jumlah halamannya pun sudah terlihat kok. :p

Namun sayangnya, bagian ending yang sudah saya perkirakan yang sama sekali tidak membuat saya menangis itu tidak diceritakan dengan benar. Rasanya kok terlalu cepat, padahal justru bagian itu bisa menjadi luapan emosi pembaca. Justru saya menangis karena narasi perasaan Alex Hirano. Hmm, bahagia sekali jika mempunyai pasangan seromantis dirinya... Terkesan galak, tetapi justru tegas. Terkesan cool, padahal romantis... Pokoknya lope lope deh buat Alex Hirano.

Yah, sekali lagi saya bandingkan, novel ini akan terasa sangat bagus jika pembaca belum membaca novel 4 Seasons - Ilana Tan (Summer in Seoul, Auntum in Paris, Winter in Tokyo, dan Spring in London). Bagi yang sudah membaca novel 4 Seasons-nya pasti menganggap novel ini biasa saja atau hanya saya yang merasa begitu? Ya buktikan saja. :))

Akhirnya, untuk menghibur diri, saya pun menikmati novel ini dari cara penceritaan, pemilihan kata, keromantisan, dan pendeskripsian para tokoh yang mencintai dengan tulus. Sangat khas Ilana Tan. :)

"Aku tidak tahu kenapa kau bisa jatuh cinta pada orang sepertiku, tapi... terima kasih karena telah mencintaiku,"

Btw, ada yang tahu nggak Ilana Tan itu siapa? Kok terkesan misterius... Bahkan Mbah Google yang katanya sakti saja tidak dapat menjawab rasa ingin tahu saya ini... hmmmph...

Atau jangan-jangan, Ilana Tan hanya nama pena, atau bisa jadi, pengarang Ilana Tan itu tidak ada, alias buku-buku yang berpengarang Ilana Tan itu ditulis oleh beberapa orang yang memang bermaksud "menjual" nama Ilana Tan. Dengan kata lain, proyek bersama dengan mengincar popularitas. Ha-ha imajinasiku sangat luar biasa. Sayangnya, tidak tersalurkan dengan baik. Maaf ya mbak, kakak, tante, mas, om Ilana Tan... (saking nggak tahu perempuan atau laki-laki, tapi di profile author Goodreads sih Ilana Tan dinyatakan sebagai female).


"... kau tidak membutuhkan alasan untuk mencintai seseorang. Karena cinta terjadi begitu saja. Kau tidak bisa memaksakan diri mencintai seseorang, sama seperti kau tidak bisa memaksakan diri membenci orang yang kau cintai."
Categories:

6 komentar:

  1. saya juga merasa begitu, bukan nangis karena endingnya, tapi karena narasi Alex Hirano. iya, novelnya terkesan biasa aja dibandingin seri empat musim. sampai sekarang, tiap baca Autumn in Paris masih tetap sedih, terharu—kok malah-_-v

    sebenarnya cuma mau ikut mengiyakan^^v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yeay, kita sama. Makasih sudah menyempatkan diri membaca dan berkomentar... :)

      Hapus
  2. yep..
    dulu waktu baca autumn in paris nangisnya sampe sesenggukan, padahal baru setengah cerita -_-v hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini seharusnya komentar di bawah resensi empat musim. Tapi makasih ya sudah mampir... :)

      Hapus
  3. menurut saya Ilana Tan kurang bisa menciptakan detail, sampe feel-nya gak dapet. Contohnya, saat ia bercerita di AUTUMN IN PARIS, aku gak merasakan saat itu tengah berada di Paris. Kalau soal feel, HABIBURAHHMAN TETAP NO.1. Tapi biar begitu aku tetap menamatkan empat novel musimnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sama. Menurutku juga begitu kok. Ada beberapa yang kurang detail, bahkan dipaksakan. Ide ceritanya juga kurang dikembangkan lagi. Terima kasih ya sudah berkomentar. :)

      Hapus